LoveBuzz Season 3

Drag queen makin gampang disaksikan dalam media arus utama, program televisi RuPaul’s Drag Race. Kompetisi untuk para drag queen ini, dinilai berhasil membawa visibilitas dan diskusi mengenai profesi itu muncul ke permukaan. Di Indonesia, seni pertunjukan yang menampilkan sosok laki-laki yang berpakaian laiknya perempuan seperti drag queen sudah ada dari dulu, contohnya Tari Lengger Lanang atau Ludruk. Ini kali saya ngobrol bareng seorang drag queen, Suzzaravina yang biasa tampil dalam Raminten Cabaret Show di Yogyakarta.

Rupi Kaur atau Kate Tempest mungkin dua nama yang identik dengan spoken word, sekarang ini. Spoken word, merupakan satu bentuk seni perfoma yang berbasis kata-kata atau puisi. Puisi jadi media berekspresi bagi Budi yang sempat berkirim email ke Love Buzz. Dalam Love Buzz kali ini, Asrul ngobrol bareng salah seorang pendengar Love Buzz yang mau berbagi cerita. Cerita mengenai puisi, ekspresi dan patah hati.

Dede Oetomo identik dengan gerakan perjuangan hak LGBTIQ+ di Indonesia, sempat mendirikan Lamda Indonesia, yang kemudian berubah menjadi GAYa Nusantara, organisasi gay pertama di Indoensia. Bareng Dede Oetomo, Asrul ngobrol perkara optimisme akan kesetaraan dan tidak adanya diskriminasi terhadap LGBTIQ+ di Indonesia, aktivisme, nostalgia serta cinta tentunya. Untuk saran, komentar atau berbagi cerita, silakan email ke podcast@kbrprime.id. Tulis Love Buzz untuk subject email.

Dalam akronim LGBTQIAP+, ada A yang mewakili asexual spectrum, atau a-spec. Sama dengan homoseksualitas, biseksualitas, dan heteroseksualitas, aseksualitas merupakan orientasi seksual. Orang aseksual yang juga disebut ace, beberapa di antaranya mungkin tidak ingin melakukan hubungan seksual, sementara yang lain mungkin merasa dirinya dalam posisi “netral-seks.” Aseksualitas memang ada spektrumnya, salah satunya graysexual. Episode kali ini Asrul duduk dan ngobrol bareng Saskia, seorang graysexual.

Pornografi bisa jadi bagian yang tidak terpisah dari kultur kontemporer masyarakat kita. Entah itu film, tulisan, gambar hingga sekadar obrolan warung kopi.
 

Meski begitu, pornografi dikutuki, dibilang cabul bahkan dihukum jika dimunculkan dalam ruang-ruang publik.  Ruang-ruang diskusi pun jadi terbatasi. Tapi, secara diam-diam justru dinikmati dalam ruang-ruang pribadi.

Bareng Hendri Yulius Penulis buku C*BUL: Perbincangan Serius tentang Seksualitas Kontemporer, Asrul ngobrol perkara pornografi, seks, hingga intimasi.

Berbagai literatur memuat mengenai keberagaman gender yang diakui oleh banyak suku di Indonesia. Semisal masyarakat Toraja yang mengakui adanya gender ketiga, to burake tambolang. Sementara masyarakat Bugis, mengakui adanya 5 gender. Ini tergambar dalam ungkapan, “mau’ni na woroane-mua na makkunrai sipa’na, makkunrai-mui; mau’ni makkunraina woroane sipa’na” (meskipun dia laki-laki, jika memiliki sifat keperempuanan, dia adalah perempuan; dan perempuan yang memiliki sifat kelaki-lakian, adalah lelaki).

Bareng Eman Memay Harundja dari Komunitas Sehati Makassar, Asrul ngobrol perkara konsep 5 gender Bugis yang sudah mulai tergusur, diskriminasi serta arti menjadi calabai.

Dylan Sada, para pengguna media sosial mungkin sudah mengenalnya, entah sebagai model, penyanyi atau fotografer. Di Instagram, Dylan pernah mengunggah foto dan tulisan mengenai kekerasan yang dilakukan pasangannya beberapa tahun lalu. Tapi, ceritanya nggak berhenti sampai di situ. Nah, kali ini Asrul ngobrol bareng Dylan Sada perkara kekerasan yang dialaminya itu, her past relationships, media sosial, serta arti rumah dan keluarga. Untuk saran, komentar atau berbagi cerita, silakan email ke podcast@kbrprime.id. Tulis Love Buzz untuk subject email.

Saat pembatasan sosial atau ketika banyak orang harus berada di rumah kayak sekarang, film jadi pilihan hiburan yang gampang untuk dinikmati. Selain hiburan, film bisa jadi media yang kuat untuk edukasi bahkan propaganda, contoh propaganda anti komunias lewat film Pengkhianatan G 30 S PKI.

Film indonesia sudah banyak jumlahnya tapi belum cukup variatif tema atau isinya. Ada banyak film Indonesia yang cerita berkutat pada satu tema tertentu, remaja atau horor misalnya. Tema-tema seputar minoritas, identitas atau nilai-nilai lainnya masih jarang dieksplorasi.

Kali ini Asrul ngobrol bareng Sutradara, Lucky Kuswandi, perkara representasi, narasi dengan perspektif yang tepat untuk cerita mengenai minoritas dalam film, sensor hingga film barunya Ali dan Ratu-ratu Queens.

Pornografi, masih banyak yang antipati meski diam-diam menikmati. Kalau sebelumnya, Asrul ngobrol perkara pornografi dari sudut pandangan akademis bareng seorang penulis, ini kali dia ngobrol bareng salah seorang pelaku dalam industri pornografi, Fabio Toba namanya, konon orang Indonesia pertama yang jadi aktor film porno gay.

Lewat Skype Asrul ngobrol bareng Fabio, perkara pengalamannya bekerja sebagai aktor film porno, kehidupannya di jerman, serta hobi memasaknya, termasuk jengkol.
Untuk saran, komentar atau berbagi cerita, silakan email ke podcast@kbrprime.id. Tulis Love Buzz untuk subject email.

Love in The Time of Coronavirus jadi judul banyak tulisan atau obrolan seputar hubungan percintaan, kencan atau seks sepanjang masa pandemi ini. Diakui atau nggak, pembatasan sosial atau fisik yang dilakukan memang berpengaruh pada pola relasi antar individu. Seperti apa sih pengaruhnya? Episode kali ini Asrul ngobrol bareng Seksolog, Zoya Amirin perkara mengelola stress, percintaan, keintiman dan seks in the time of corona.

Biseksualitas masih banyak disalah pahami. Biseksualitas itu ada dalam sebuah ada spektrumnya, makanya orang yang mengidentifikasikan diri sebagai biseksual nggak memulu punya ketertarikan 50-50 antara satu gender dengan lainnya.

Kalau di season pertama Love Buzz, Asrul pernah ngobrol bareng seorang perempuan yang megidentifikasikan diri sebagai biseksual. Ini kali Asrul ngobrol bareng orang yang juga mengidentifikasi dirinya sebagai sebagai biseksual, namanya Boi. Meski belum melela, Boi bikin akun alter di twitter sebagai ruang buat mengekspresikan seksualitasnya. Bareng Boi, asrul ngobrol bareng perkara menjadi biseksual, PSBB hingga puasa.

Makeup, dandan atau merias wajah, nggak cuma milik perempuan saja. Pria memakai makeup, bukan tren terkini saja. Tahun 1970-an, banyak musisi yang menggunakan eyeliner untuk menegaskan bagian mata mereka. Tak hanya ketika beraksi di atas panggung, tapi juga dalam keseharian, semisal David Bowie.

Nggak heran kalau banyak pria yang ahli perkara rias-merias ini, bahkan cukup banyak pria yang punya profesi sebagai penata rias. Salah satunya Ifan Rivaldi yang dikenal dengan riasan effortless beauty-nya. Bareng Ifan, yang juga mantan altet renang, Asrul ngobrol perkara makeup dan maskulinitas.

Scroll to Top