LoveBuzz In Between Season - #Semuabisakena

Bhinneka Tunggal Ika berarti menerima perbedaan untuk menjunjung kesatuan. Semboyan yang digaungkan sejak Indonesia merdeka sebagai lambang keberagaman di nusantara. Keberagaman itu dinilai tidak mewujud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
yang baru. Mengawali Love Buzz In Between Season – #Semuabisakena, ada Bunda Rully yang juga menilai KUHP tidak inklusif. Bunda Rully juga cerita perkara pengalamannya sebagai wakil rakyat pada era Soeharto dan perjuangan teman-teman transpuan melawan stigma dan stereotipe.

Seturut perjalanan waktu, makna sebuah kata dapat berubah menyesuaikan konteks zaman. Transpuan di Indonesia juga berpartisipasi dalam sejarah perjuangan dan pembangunan bangsa Indonesia. Episode ini ada PenulisThe Made-Up State: Technology, Trans Femininity and Citizenship in Indonesia, Benjamin Hearty. Ben membagi analisis historis dan etnografis perkara interaksi antara tata kelola kota dan teknologi dengan kelompok trans feminin di Indonesia.

Bangga di Bali yang dibikin teman-teman kelompok keberagaman identitas gender, orientasi seksual dan sekutu. Bangga di Bali bukan sekadar perayaan atau pesta, tapi ruang aman yang memungkinkan para individu Queer yang hadir bisa menjadi dirinya sendiri.
Ini adalah catatan audio bagian pertama dari gelaran Bangga di Bali awal Juni lalu.

Bangga di Bali sengaja dibikin di Bulan Juni lantaran bertepatan dengan bulan kebanggaan. Bangga di Bali adalah upaya buat meningkatkan visibilitas dan mendorong rasa kebersamaan kelompok keberagaman identitas gender, orientasi seksual dan sekutu di Indonesia. Bagian kedua catatan audio Bangga di Bali ini, ada cerita dari Utari yang memilih Bali sebagai rumahnya dan Kak Ogut yang asli Bali.
Di tengah hiruk pikuk keramaian Canggu, Inklusiv Warung hadir sebagai ruang kebersamaan dan keberagaman. Tidak sekadar mengenyangkan perut, Inklusiv Warung menyediakan ruang aman untuk semua orang, beragam latar belakang, identitas gender dan orientasi seksual. Dalam episode in Asrul Dwi ngobrol bareng beberapa pegawai dal penampil di Inklusiv Warung.
Seni menjadi wadah berekspresi, termasuk karya audiovisual seperti film. Film kerap kali dipakai sebagai media ekspresi sekaligus representasi kelompok minoritas. Namun, apakah film sudah memberikan ruang aman bagi semua? In Between Season Love Buzz ini, Ayara Bhanukusuma atau yang akrab disapa Abe bakal cerita soal ketertarikannya di dunia sinema, representasi keberagaman identitas gender dalam film, sampai ancaman KUHP terhadap representasi identitas dan ekspresi gender.
Scroll to Top